Rabu, 05 November 2014

Papsmear

PAPSMEAR



 

\

Nama : Hesron  Umbu Markus Mone
Nisa Adzkia
Yohanes Paulus H Ruron
Maria Rosana Boleng

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MALANG(AAKMAL)
2009/2010


BAB I : PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

Pada saat sekarang banyak sekali angka kematian didunia khususnya dinegara-negara  berkembang.Angka kematian paling banyak adalah wanita.Kematian dapat disebabkan oleh penyakit HIV/AIDS,penyakit jantung,syok,stroke dll
Salah satu penyebab kematian pada wanita adalah kanker serviks.Merupakan masalah nomor satu di Indonesia. Kanker serviks (kanker serviks) adalah kedua yang paling umum yang menyebabkan kanker yang berhubungan dengan penyakit dan kematian di antara wanita di seluruh dunia. Cara terbaik untuk mendeteksi kanker serviks adalah dengan tes Papanicolaou biasa, atau Pap smear. (Pap adalah versi singkat dari nama dokter yang mengembangkan tes skrining.) Pap smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik sel-sel diambil dari leher rahim.
Pap smear dapat mendeteksi infeksi virus tertentu (seperti human papillomavirus [HPV]) dan kondisi yang menyebabkan kanker. Perawatan dini kondisi ini dapat menghentikan kanker serviks sebelum berkembang sepenuhnya. Seorang wanita mungkin memiliki kanker leher rahim dan tidak tahu itu karena ia mungkin tidak memiliki gejala apapun.
Timbulnya kanker dan kematian akibat kanker serviks secara signifikan telah menurun selama bertahun-tahun karena pencegahan, skrining, dan deteksi dini dengan Pap smear. Di Amerika Serikat, sekitar 2-3 juta hasil Pap smear yang tidak normal yang ditemukan setiap tahun. Sebagian besar dari mereka menunjukkan tahap awal penyakit dan memerlukan pengamatan yang masuk akal oleh seorang dokter.
I.II Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan kanker servik dan bagaimana diagnosa labnya?
  2. Bagaimana etiologi,manifestasi klinis,dan klsifikasi klinis dari kanker serviks ?
  3. Apa yang dimaksud dengan pap smear ?
  1. Bagaiman pemeriksaan pap smear ?
  2. Apa tujuan dari pemeriksaan Pap smear ?
I.III  Tujuan
  1. Untuk mengetahui kanker serviks,etiologi,manifestasi klinis,dan cara pemeriksaan laboratorium dari kanker serviks
  2. Mengetahui maksud dari pap smear
  3. Mengetahui cara pemeriksaan pap smear
  4. Mengetahui  tujuan dari pemeriksaan pap smear
 
BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2.1 KANKER SERVIKS

 






Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker servik (Cervical Cancer) merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Penyakit kanker servik ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak sexual, HPV dapat menyerang semua perempuan disetiap waktu tanpa melihat umur ataupun gaya hidup. Banyak wanita yang dengan daya tahan tubuh yang baik mampu melawan infeksi HPV dengan sendirinya. Namun demikian, terkadang virus ini berujung pada terjadinya penyakit kanker.

Di Indonesia, Kanker Serviks adalah kanker pembunuh perempuan Indonesia no.1 tertinggi saat ini. "Setiap perempuan selama hidupnya beresiko terkena virus yang menyebabkan kanker serviks", terutama beresiko tinggi bagi mereka yang merokok, melahirkan banyak anak, memakai alat kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama, serta mereka yang terinfeksi HIV Aids.

2.1.1  PENGERTIAN

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya
2.1.2  ETIOLOGI

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3. Berganti-ganti pasangan seksual
Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun,berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.Pemakain DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
4. Infeksi virus

Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks. HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.


5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks
8. Gangguan system kekebalan
9. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun

2.1.3 Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks

Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsinoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4. Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.

Markroskopis
1. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2. Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3. Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4. Stadium lanjut
Terjadi pengerusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

2.1.4 GEJALA YANG MUNCUL
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan disekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
Ø  Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause.
Ø  Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Ø  Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer,berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks stadium lanjut :
Ø  Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan.
Ø  Nyeri panggul punggung dan tungkai.
Ø  Dari vagina keluar air kemih atau tinja, patah tulang

2.1.5 KLASIFIKASI KLINIS
ü  Stage 0:Ca.Pre invasif
ü  Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
ü  Stage Ia ; Disertai invasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
ü  Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
ü  Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
ü  Stage III : Sudah sampai dinding panggul dan sepertiga bagian bawah vagina
ü   Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain






2.1.6 Pemeriksaan diagnostik

1. Sitologi/Pap Smear
     Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
      Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest
     Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat        yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
    Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan    dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.




2.1.7 Pencegahan dan Terapi
Menjaga perilaku seksual yang sehat dan melakukan skrining dan deteksi dini secara teratur merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan. Sekarang telah dikembangkan vaksin untuk mencegah kanker leher rahim, untuk menimbulkan kekebalan yang cukup diperlukan 3 kali penyuntikan vaksin.
Cegah kanker serviks sebelum terlambat. Lakukan deteksi dini dan pencegahan dengan vaksinasi. Anda terlalu berharga untuk keluarga dan orang di sekitar anda. Jangan sampai kanker serviks merenggut kebahagiaan dan impian-impian anda.

1. Irradiasi
• Dapat dipakai untuk semua stadium
• Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
• Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi irradiasi
• Kerentanan kandungan kencing
• Diare
• Perdarahan rectal
• Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
• Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
• Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
• Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama

2.2 PAP SMEAR

2.2.1 Deskripsi
Ulasan pap (papinicolaou) menjadi di kenal secara nasional dan digunakan pada awal tahun 1950-an untuk pendeteksian kanker serviks dan jaringan prankanker. Dr. george Papanicolaou mengembangkan pemeriksaan sitologi pada tahun 1928 setelah menghabiskan waktu selama 18 tahun dalam penelitian. Saat ini, Dr. George Papanicolauo di kenal sebagai bapak sitlogi modern. Atas hasil kerjanya, banyak terdapat studi sitologi yang dilakukan pada jaringan dan sekresi tubuh.

Oleh karena perubahan jaringan malignan biasanya memerlukan waktu bertahun – tahun, pemeriksaan eksfoliatifsel serviks tahunan ( sel yang tmengelupas)memfasilitasi deteksi kondisi prankanker dini. Dengan alasan pulasan Pap setiap 2 tahun, dan wanita yang berusia 18-40 tahun perlu melakukan uji pulasan Pap tahunan. Seberapa sering uji pulasan Pap dibutukan sebaiknya ditentukan oleh pemberi layanan kesehatan klien.

Hasil pulasan Pap (sitologi) dilaporkan melalui sistem Bethesda.kategori umum sistem Bethesda (TBS) tersebut adalah sebagai berikut:
 I.                  Dalam batas normal
II.                  Perubahan abnormal
A.          Perubahan delular benigna
1.membedakan perubahan reaktif atau perubahan inflamasi dari perubahan displastik yang sesunggunya.
2.memenuhi gambaran terpenting TBS. manajemen: Mengulangi pulasan setiap tahun.
B.           Abnormalitas epitel
1.atypical cells of undetermined significance (ASCUS): menyerupai proses neoplastik atau proses reaktif. Manajemen: Mengulangi pulasan pada interval yang lebih dekat, pasien dipanggil kembali untuk kolposkopidan / atau kombinasikan sitologi ulang yang disertai dengan servikografi atau uji sejenis HPV-DNA
2.low-grade squamous intrapithelial lesion (LGSIL); menunjukan perubahan nuklir abnormal yang paling dini; mengombinasikan diagnosis HPV dan displagia ringan. Manajemen: mengulangi sitologi pada jarak yang dekat, klien dihubungi kembali untuk kolposkopi.
3.high-grade squamous intrapithelial lesion (HGSIL);meliputi perubahn displastik sedang dan berat. Manajemen HGSIL; klien dihubungi kembali untuk kolposkopi.
4.squamous cell carcinoma; perubahan konsisten  sejalan berkembangnya kanker. Manajemen; klien dihubungi kembali untuk kolposkopi.
5.      Abnormalitas sel glandular
a)            Atypical cells of undetermined significance, atypical endocervical cells. Manajemen; pada wanita mudah, lakukan pemeriksaan untuk endoservisitis, ulangi pemeriksaan pulasan, rujuk untuk pemeriksan kolposkopi; pada wanita yang berusia tua, rujuk untuk pemeriksaan kolposkopi dengan menggunakan sampel endoservikal.
b)            Manajemen kanker; rujuk untuk pemeriksaan kolposkopi.
Untuk pemeriksaan pulasan Pap sugestif atau positf, pemeriksaan kolposkopi dan  atau biopsi serviks  kerap dilakukan untuk mengkonfirmasikan hasil uji. Sel atipical dapat terjadi setelah insidensi servisitis dan setelah menggunakan hormon yang berlebihan atau dalam waktu lama.

2.2.2 Tujan
  • Untuk mendekteksi sel prankaer dan sel kanker pada serviks.
  • Untuk mengkaji efek pengganti hormonal seks. 
  •  Untuk mengidentifikasi kondisi virus, fungsi, dan parasitik
  • Untuk mengevaluansi respons kemotrapi atau terapu radiasi terhadap serviks.

2.2.3 Masalah klinis
ü  Tidak ada pembatasan asupan makanan dan cairan.
ü  Klien sebaiknya tidak melakukan pembilasan vagina dengan cairan, memasukakkan pengobatan vaginal, atau berhubungan seksual paling sedikit 24 jam(lebih baik 48 jam) sebelum uji dilakukan. Uji tersebut sebaiknya dilakukan di antara periode menstruasi
ü  Klien biasanya diminta untuk melepaskan semua pakaiannya karena area payudara biasanya diperiksa setelah uji pulasan Pap dilakukan. Klien mengenakan gaun yang terbuat dari kertas atau kain.
ü  Jelaskan kepada klienuntuk rebah diatas meja periksa dengan posisi litotomi(tumit diletakan pada sanggahan kaki)
ü  Spekulum dimasukan ke dalam vagina. Spekulum tersebut dapat diberi pelumas dengan air hangat yang mengalir.
ü  Spatula bengkok (Pap stick)digunakan untuk mengerok serviks. Spesimen yang diperoleh lalu dipulaskan pada sebuah kaca objek dan di celubkan segerah pada larutan fiksatif atau disemprot dengan alat semprotan fiksasi yang di jual bebas. Buat label pada kaca objek yang mencatumkan nama klien dan tanggal pemeriksaan.
ü  Prosedur pulasan Pap memerlukan waktu sekitar 10 menit.

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Diagnosis
o   Membiarkan sel mengering di kaca objek sebelum penggunaan larutan atau semprotan fiksatif.
o   Pembilasan vagina, penggunaan supositoria vagina, atau berhubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.
o   Menstruasi dapat mengganggu hasil uji.
o   Penggunaan obat ( mis; senyawa digitalis, tetrasiklin, hormon wanita) dapat mengubah struktur selular.
o   Pemberian lubrikan jeli pada spekulm dapat mengganggu hasil uji.
o   Jumlah spesimen yang tidak adekuat.


2.2.5 IMPLIKASI KEPERAWATAN DAN RASIONAL
  • Jelaskan prosedur kepada klien. Tegaskan kepada klien bahwa klien sebaiknya tidak melakukan pembilasan dengan cairan, memasukan supositoria vagina, atau berhubangan seksual minimal 24 jam (beberapa mengatakan 48 jam) sebelum pulasan Pap dilakukan. Pembilasan dapat membuang sel serviks.
  • Kaji riwayat menstruasi dan setiap masalah menstruasi klien(mis; periode menstruasi yang terakhir, aliran pendarahan, rabas vagina, gatal, dan apakah klien sedang menggunakan. Kontrasepsi hormon, atau kontrasepsi oral)
  • Jawab pertanyaan klien, dan rujuk pertanyaan yang tidak dapat anda jawabkepda profesi kesehatan lainnya. Cobalah untuk mengurangi kecemasan klien jika memang dapat dilakukan. Jadilah seorang pendengar yang baik.
  • Catumkan label pada kaca objek yang bertuliskan nama klien dan tanggal pemeriksaan. Fomulir laboratorium sebaiknya berisikan umur klien dan tempat pengambilan spesimen.

2.2.6 Penyuluhan Klien
ü  Informasikan pada klien bahwa pemeriksaan manual pada vagina, abdomen bawah, rektum, dan payudara dapat dilakukan bersmaan atau setelah uji pulasan Pap.
ü  Jelaskan pada klien bahwa uji tersebut sebaiknya dilakukan setip tahun atau lebih, sesuai dengan ketentuan pemberi layanan kesehatan klien. Klien yang berisiko tinggi memiliki riwayat kanker serviks atau disfgia pada keluarganya, sebaiknya menjalani uji pulasan Pap dua kali setahun. Biasanya ibu yang berusia di atas 40 tahun harus melakukan uji pulasan Pap setahun sekali.
ü  Informasikan kepada klien bahwa temuan uji harus dikembalikan dalam waktu 5 sampi dengan 7 hari. Dokter dan pemberi layanan kesehatan memilki cara yang berbeda dalam melaporkan temuan uij mereka; beberapa dari mereka mungkin mengirimkan amplop kepada kliennya yang mnyatakan bahwa temuan uji pulasan Pap normal, sementara yang lain mengirimkan amplop, hanya jika temuan uji abnormal.



2.2.7 Tata Cara Pemeriksaan Pap Smear
            Tata Cara Pemeriksaan PAP SMEAR
I. Persiapan
a.       Sebelum pemeriksaan, pastikan bahwa Anda dalam keadaan tidak menstruasi.
b.      Minimal 48 jam sebelum pemeriksaan, Anda tiak boleh menggunakan obat-obatan yang diberikan melalui vagina
c.       Anda tidak diperkenankan melakukan hubungan seksual dalam waktu 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.

II. Pelaksanaan Pemeriksaan
Informasikan sejujurnya kepada petugas laboratorium hal-hal yang ditanyakan kepada Anda
Usahakan Anda dalam kondisi santai agar petugas laboratorium dapat mengambil bahan pemeriksaan dengan mudah dan tanpa rasa sakit.

Tahapan Pemeriksaan Pap Smear
  •  Dokter atau tenaga ahli akan mengambil sampel dari serviks atau leher rahim. Caranya dengan menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim.
  • Sampel tersebut akan dioleskan ke gelas slide untuk dianalisa.
  • Gelas slide dikirim ke laboratorium untuk dianalisa di bawah mikroskop.
  • Tujuan analisa untuk mengecek apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal.
    Orang yang harus melakukan pemeriksaan pap smear
    American Cancer Society merekomendasikan Pap smear pertama sekitar 3 tahun setelah hubungan seksual pertama atau pada usia 21 tahun. Setelah usia 21 tahun, petunjuknya sbb:









    Usia (tahun)
    Frekuensi

    21 - 29
    Sekali setahun Pap smear regular atau setiap 2 tahun menggunakan Pap smear berbasis cairan
    30 - 69
    Setiap 2 - 3 tahun jika anda memiliki hasil 3 tes normal secara berurutan
    Lebih dari 70
    Anda dapat menghentikan Pap smear jika anda memiliki hasil 3 tes normal secara berurutan dan Pap smear anda normal selama 10 tahun



    Tanpa melihat usia anda, jika anda memiliki faktor resiko anda perlu melakukan tes setiap tahun. Faktor resikonya yaitu:
    Ø  riwayat aktivitas seksual saat remaja, khususnya jika anda memiliki lebih dari 1 pasangan seks
    Ø  saat ini memiliki pasangan seks yang banyak (multiple)
    Ø  pasangan yang memulai aktivitas seksual sejak dini dan yang memiliki banyak pasangan seksual sebelumnya
    Ø  riwayat penyakit menular seksual
    Ø  riwayat keluarga dengan kanker serviks
    Ø  diagnosis kanker serviks atau Pap smear memperlihatkan sel prakanker
    Ø  infeksi human papilloma virus (HPV)
    Ø  perokok
    Ø  terpapar dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir
    Ø  infeksi HIV
    Ø  sistem imun yang lemah karena beberapa faktor seperti transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan kortikosteroid kronis

    Jika anda melakukan histerektomi total (operasi pengangkatan uterus termasuk serviks) tanyakan dokter anda apakah anda perlu melanjutkan Pap smear. Jika histerektomi dilakukan untuk kondisi non-kanker, seperti fibroids, anda dapat menghentikan Pap smear rutin. Namun jika histerektomi dilakukan untuk kondisi prakanker atau kanker, saluran vagina anda harus diperiksa untuk mengetahui adanya perubahan abnormal

    Persiapan Pap Smear
    Untuk meyakinkan Pap smear anda efektif, ikuti tips berikut sebelum melakukan tes:
    1.    hindari berhubungan seksual atau menggunakan obat vaginal atau busa/krim/gel spermisid selama 2 hari sebelum melakukan Pap smear karena ini dapat menyembunyikan sel abnormal
    2.    coba untuk tidak menjadwalkan Pap smear selama periode haid anda, walaupun tes dapat dilakukan lebih baik untuk menghindari waktu tertentu dari siklus anda
    Perlakuan Pap Smear
    Pap smear dilakukan di ruang dokter dan hanya beberapa menit. Pertama anda berbaring di atas meja periksa dengan lutut ditekuk. Tumit anda akan diletakkan pada alat stirrups. Secara perlahan dokter akan memasukkan alat spekulum ke dalam vagina anda. Lalu dokter akan mengambil sampel sel serviks anda dan membuat apusan (smear) pada slide kaca untuk pemeriksaan mikroskopis.
    Dokter akan mengirim slide ke laboratorium, dimana seorang cytotechnologist (orang yang terlatih untuk mendeteksi sel abnormal) akan memeriksanya. Teknisi ini bekerja dengan bantuan patologis (dokter yang ahli dalam bidang abnormalitas sel). Patologis bertanggung jawab untuk diagnosis akhi
    Pendekatan terbaru dengan menggunakan cairan untuk mentransfer sampel sel ke laboratorium. Dokter akan mengambil sel dengan cara yang sama, namun dokter akan mencuci alat dengan cairan khusus, yang dapat menyimpan sel untuk pemeriksaan nantinya. Ketika sampel sampai ke laboratorium, teknisi menyiapkan slide mikroskopik yang lebih bersih dan mudah diinterpretasikan dibanding slide yang disiapkan dengan metode tradisiona
    Umumnya dokter akan melakukan Pap smear selama pemeriksaan panggul (prosedur sederhana untuk memeriksa genital eksternal, uterus, ovarium, organ reproduksi lain dan rektum). Walaupun pemeriksaan panggul dapat mengetahui masalah reproduksi, hanya Pap smear yang dapat mendeteksi kanker serviks atau prakanker sejak dini

    Hasil Tes Anda
    Pap smear bukan digunakan untuk mendiagnosa penyakit, hanya sebagai tes skrining untuk memperingatkan dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sel abnormal dipilih secara hati-hati untuk mengirim pesan spesifik kepada dokter anda tentang resiko yang ada. Berikut beberapa istilah yang

    mungkin digunakan dokter dan kemungkinan langkah anda selanjutnya:
    1.    Normal
    Tes anda negatif (tidak ada sel abnormal terdeteksi). Anda tidak perlu pengobatan atau tes lebih lanjut sampai Pap smear dan pemeriksaan panggul selanjutnya.
    ·       Sel bersisik atipikal tidak terdeterminasi signifikan (Atypical squamous cells of undetermined significance)

    Sel bersisik tipis dan datar, tumbuh di permukaan serviks yang sehat. Pada kasus ini, Pap smear mengungkap adanya sedikit sel bersisik abnormal, namun perubahan ini belum jelas memperlihatkan apakah ada sel prakanker. Dengan tes berbasis cairan, dokter anda dapat menganalisa ulang sampel untuk mengetahui adanya virus yang dapat menimbulkan kanker, seperti HPV. Jika tidak ada virus, sel abnormal yang ditemukan tidak menjadi perhatian utama. Jika dikhawatirkan ada virus, anda perlu melakukan tes lebih lanjut.
    ·       Lesi intraepitelial sel bersisik (Squamous intraepithelial lesion)

    Istilah ini digunakan untuk mengindikasi bahwa sel yang diperoleh dari Pap smear mungkin sel prakanker. Jika perubahan masih tingkat rendah, ukuran, bentuk dan karakteristik lain dari sel memperlihatkan adanya lesi prakanker yang dalam beberapa tahun akan menjadi kanker. Jika perubahan termasuk tingkat tinggi, ada kemungkinan lebih besar lesi akan menjadi kanker lebih cepat.
    Perlu dilakukan tes diagnostik.
    ·       Sel glandular atipikal (Atypical glandular cells)

    Sel glandular memproduksi lendir dan tumbuh pada permulaan serviks dan dalam uterus. Sel glandular atipikal mungkin menjadi abnormal, namun tidak jelas apakah mereka bersifat kanker. Tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan sumber sel abnormal.
    ·       Kanker sel bersisik atau sel adenokarsinoma (Squamous cancer or adenocarcinoma cells)

    Sel yang diperoleh dari Pap smear memperlihatkan abnormal, sehingga patologis hampir yakin ada kanker dalam vagina, serviks atau uterus.
    Sel bersisik menunjukkan kanker timbul di permukaan datar sel pada serviks. Adenokarsinoma menunjukkan kanker timbul di sel glandular. Jika sel sejenis ditemukan, dokter akan segera melakukan investigasi lebih lanjut.
    Selain mencari abnormalitas, dokter akan memutuskan untuk memeriksa jaringan dengan mikroskop khusus dalam prosedur colposcopy & mengambil sampel jaringan (biopsi). Colposcopy sering digunakan untuk melengkapi diagnosis.
    BAB III : PENUTUP

    III.I   Kesimpulan
    Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker servik (Cervical Cancer) merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

    Penyakit kanker servik ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak sexual, HPV dapat menyerang semua perempuan disetiap waktu tanpa melihat umur ataupun gaya hidup. Banyak wanita yang dengan daya tahan tubuh yang baik mampu melawan infeksi HPV dengan sendirinya. Namun demikian, terkadang virus ini berujung pada terjadinya penyakit kanker

    Gejala-gejala yang muncul akibat kanker serviks antara lain :
    ü  Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause.
    ü  Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
    ü  Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer,berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk
    ü  Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan.
    ü  Nyeri panggul punggung dan tungkai.
    ü  Dari vagina keluar air kemih atau tinja, patah tulang
    Cara untuk mendiagnosa laboratorium seorang terkena kanker servik adalah dengan pemeriksaan pap smear. The Papanicolaou test (also called Pap smear , Pap test , cervical smear , or smear test ) is a screening test used in gynecology to detect premalignant and malignant (cancerous) processes in the ectocervix .Papanicolaou tes (juga disebut Pap smear, Pap test, cervical smear, atau smear test) adalah tes skrining digunakan dalam ginekologi untuk mendeteksi premalignant dan ganas (kanker) proses dalam ectocervix. Significant changes can be treated, thus preventing cervical cancer . Perubahan signifikan dapat diobati, sehingga dapat mencegah kanker serviks. The test was invented by and named after the prominent Greek doctor Georgios Papanikolaou . Tes diciptakan oleh dan dinamai menurut dokter terkemuka Yunani Georgios Papanikolaou. An anal Pap smear is an adaptation of the procedure to screen and detect anal cancers. Sebuah anal Pap smear adalah adaptasi dari layar dan prosedur untuk mendeteksi kanker anal.
    In taking a Pap smear, a tool is used to gather cells from the outer opening of the cervix (Latin for "neck") of the uterus and the endocervix. Mengambil Pap smear, alat yang digunakan untuk mengumpulkan sel-sel dari luar pembukaan serviks (Latin untuk "leher") dari rahim dan endoserviks. The cells are examined under a microscope to look for abnormalities. Sel diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari kelainan. The test aims to detect potentially pre-cancerous changes (called cervical intraepithelial neoplasia (CIN) or cervical dysplasia), which are usually caused by sexually transmitted human papillomaviruses (HPVs). Ujian berpotensi bertujuan untuk mendeteksi perubahan pra-kanker (disebut cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau displasia serviks), yang biasanya disebabkan oleh menular seksual papillomaviruses manusia (HPV). The test remains an effective, widely used method for early detection of pre-cancer and cervical cancer. Tes tetap efektif, metode yang digunakan secara luas untuk deteksi dini pra-kanker dan kanker leher rahim. The test may also detect infections and abnormalities in the endocervix and endometrium . Tes juga mendeteksi infeksi dan kelainan di endoserviks dan endometrium.










Tidak ada komentar: