Kamis, 06 Maret 2014

HIV & AIDS





Penyakit kelamin Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh rotrovirus HIV yang sistem kekebalan/ pertahan tubuh sehingga menyebabkan kerusakan yang parah dan sejauh ini belum diketahui obatnya.

Upaya pencegahan penularan AIDS melalui hubungan seksual memerlukan pendidikan dan penyuluhan intensif dan ditunjukan untuk mengubah perilaku seksual masyarakat tertentu sedemikian rupa sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV. Untuk menunjang keberhasilan upaya pencegahan tersebut terutam pada ank remaja atau SLTA,

HIV(human immunodeficiency virus) merupakan suatu virus yang menyebabkan aids. Virus ini menyerang manusia dan dapat menyebabkan sistem kekebalan (imunitas) tubuh menurun, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
Sedangkan AIDS(Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah adalah Syndrome akibat defisiensi immunitas selluler tanpa penyebab lain yang diketahui, ditandai dengan infeksi oportunistik keganasan berakibat fatal.
Munculnya Syndrome ini erat hubungannya dengan berkurangnya zat kekebalan tubuh yang prosesnya tidaklah terjadi seketika melainkan sekitar 5-10 tahun setelah seseorang terinfeksi HIV.

Bagaimana cara kita mengetahui bahwa kita kena penyakit AIDS?
Ada pun gejala-gejala HIVdan AIDS antaralain:
Gejala penderita AIDS dapat timbul dari ringan sampai berat.Terdapat 5 stadium penyakit AIDS yakni:
 Gejala stadium infeksi awal
Demam,lemas,nyeri sendi,nyeri tenggorok,pembesaran kelenjar getah bening(gejala ini menyerupai gejala influenza)
Ø  Stadium tanpa gejala
Penderita nampak sehat,namun merupakan sumber penularan infeksi HIV
Ø  Gejala stadium ARC
Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus
Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan
Pembesaran kelenjar getah bening
Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas
Kelemahan tubuh
Ø  Gejala AIDS
Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.
Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis.
Ø  Gejala gangguan susunan saraf
Lupa ingatan
Kesadaran menurun
Perubahan Kepribadian
Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak,bahkan sampai Kelumpuhan



Bagaimana penularan HIV dan AIDS?
HIV dan AIDS Menular melalui  dua cara yakni :
a. Secara Kontak Seksual
  1. Ano-Genital(Lewat Dubur)
Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.
Ora-Genital(Lewat Mulut)
Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.
Genito-Genital / Heteroseksual
Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda.

b. Secara Non seksual
Ø  Transmisi Parental
Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi
Ø  Transmisi Transplasental
Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain:
ASI,Saliva Air liur,Air Mata,hubungan seksual dengan orang serumah.Walaupun cara-cara penularan  di atas belum terbukti, akan tetapi karena prevalensi
HIV telah demikian tinginya, maka tetap dianjurkan:
·         Ibu yang mengidap supaya tidak menyusui bayinya.
·         Mengurangi kontaminasi saliva pada alat seduditasi pada saat berciuman dan pada anak-anak yang mengidap HIV yang menderita gangguan jiwa dan sering digigit serangga.
·         bagi dokter ahli mata dianjurkan untuk lebih berhati-hati berhubungan dengan air mata pengidap HIV.

Ada pun yang perlu kita ketahui bahwa AIDS tidak menular karena :
  • Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual)
  •     Bersentuhan dengan penderita.
  •   Berjabat tangan.
  •    Penderita AIDS bersin atau balik di dekat kita.
  • Bersentuhan dengan pakaian atau barang lain dari bekas penderita.
  •   Berciuman pipi dengan penderita.
  • Melalui alat makan dan minum.
  •  Bersama-sama berenang di kolam.
Pencegahan HIV/AIDS
Penyakit AIDS adalah penyakit yang sudah pasti akan mendatangkan kematian maka pencegahan merupakan upaya penanggulangan yang terutama harus di lakukan. Upaya pencegahan yang dapat di lakukan adalah :
  1. Pencegahan Infeksi HIV/AIDS Melalui Darah;
Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV/AIDS dengan jalan memeriksa darah donor.
Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah.
Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku setiap kali habis dipakai.
Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus  disterillisasikan secara baku.
  1. Pencegahan penularan melalui jalur seksual;
Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
Tidak melakukan hubungan anogenital.
Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
3.      Pencegahan penularan dari ibu dan anak;
 Upaya pencegahan yang dapat di lakukan pada penularan ini adalah dengan menganjurkan kepada ibu yang menderita AIDS atau HIV positif untuk tidak hamil.

Penyakit AIDS yang belum ada obatnya bukan untuk ditakuti tetapi kita sebagai anggota masyarakat harus mematuhi rambu-rambu, yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari dan berperilaku yang bertanggung jawab serta melakukan tindakan pengamanan untuk diri sendiri dan keluarga serta kelompoknya terhadap terkontraminasi HIV.